Pages

Kamis, 02 November 2017

PENGARUH KOLESTEROL TERHADAP PENYAKIT JANTUNG KORONER






PENGARUH KOLESTEROL TERHADAP PENYAKIT JANTUNG KORONER
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi

Dosen Pengampu:
Ns. Elis Hartati S.Kep, M.Kep



Disusun Oleh
Iga Ayu Saputri
22020116130090
A.16.2



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017


Penyakit jantung merupakan penyakit yang sangat menakutkan. Saat ini penyebab kematian utama di Indonesia adalah penyakit jantung. Penyakit jantung muncul karena gangguan pada sistem pembuluh darah berupa tersumbatnya pembuluh arteri, yang  akan mengakibatkan distribusi oksigen dan nutrisi ke jantung menjadi terhambat (Soeharto, 2004).
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol yang berlebihan dalam darah dapat menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung kolesterol, yaitu 80 % kolesterol darah tersebut di produksi oleh tubuh sendiri dan hanya 20% yang berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Kolesterol LDL yang jumlahnya berlebihan di dalam darah,  akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah.  Sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. (Siswono, 2006). Kadar kolesterol HDL yang tinggi dalam darah (sekitar 40 mg/dL  atau lebih) baik untuk kesehatan. Sebaliknya, kadar LDL yang tinggi (100 mg/dL atau lebih) merupakan pertanda buruk. Penumpukan LDL pada dinding pembuluh darah dapat menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah dapat menimbulkan pengerasan dinding pembuluh darah (artherosklerosis) dan menyumbat aliran darah yang bisa berakibat fatal karena memicu terjadinya berbagai penyakit.
Hal ini didukung penelitian Muryati,2008 tentang hubungan asupan lemak dengan kadar kolesterol total pada penderita penyakit jantung koroner terdapat hubungan asupan lemak dengan kadar kolesterol total yaitu dengan menggunakan uji statitstik iperoleh p-value = 0,006 < 0,05. Salah satu penyebab meningkatnya kadar kolesterol darah adalah pola konsumsi makanan yang mengandung lemak.
Berdasarkan penelitian Septianggi dkk (2013) terdapat hubungan positif antara asupan lemak dengan kadar kolesterol total pada pasien penyakit jantung koroner. Penelitian ini  didukung oleh Malaeny, dkk tahun 2016 yang melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol total dengan kejadian penyakit jantung koroner. Pada penelitian ini menunjukkan kadar kolesterol total p = 0,004 dengan penyakit jantung koroner α = 0,05.

Tabel 1. Hubungan Kadar Kolesterol Total dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner

Total

OR

P
Akut
Kronik
Kadar Kolesterol Total
Kolesterol Normal
10
23,3%
5
11,6%
15
34,9%


9,200


0,004
Kolesterol Tinggi
5
11,6%
23
53,5%
28
65,1%
Total
15
34,9%
28
65,1%
43
100%

Kadar kolesterol yang tinggi menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen dalam darah menjadi berkurang. Gejala yang timbul dari hiperkolesterol biasanya sama dengan gejala kurang oksigen seperti sakit kepala dan pegal-pegal. Banyak juga di antara orang-orang yang mengalami kolesterol tinggi tanpa gejala. Inilah mengapa disarankan agar setiap orang melakukan check up minimal satu kali dalam satu tahun untuk mengetahui kadar kolesterolnya. Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui hiperkolesterol sedini mungkin sehingga dapat mencegah penyakit yang diakibatkannya. Apabila kolesterol tidak normal pembuluh darah akan terganggu akibat kolesterol dan menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
Menurut American National Health and Nutrition Examination Surveys (NHANES) lebih dari 24.000 orang mempunyai kadar lipid abnormal pada rentang tahun 1960 sampai 2002, dan lebih dari 37.000 pada rentang tahun 1988 sampai 2010. Penggunaan obat penurun kadar lipid telah meningkat sejak tahun 1980-an dan menunjukkan hasil yang lebih baik pada tahun 2007-2010 yaitu penurunan lipid sebanyak 42.0% pada laki-laki dan 38,3% perempuan (Wilson, Peter, 2016).
Pasien dengan LDL-C rendah, HDL-C rendah, dan trigliserida tinggi lebih mungkin terjadi dibandingkan pasien dengan peningkatan LDL-C yang terisolasi untuk memiliki karakteristik lain dari sindrom metabolik, telah meningkatkan risiko kejadian penyakit jantung koroner pada plasebo, dan mendapat manfaat lebih besar dengan terapi simvastatin dengan ditunjukkan hasil p=0,03 setelah melakukan terapi simvastin (Ballantyne, dkk, 2001).
Terapi yang menggunakan obat atorvastatin menunjukkan bahwa dengan menggunakan obat atorvastatin 80mg secara signifikan mengurangi tingkat kardiovaskuler mayor sebanyak 25%. Hal ini menunjukkan secara signifikan menurunkan kadar kolesterol LDL dinilai paling efektif untuk menyembuhkan penyakit jantung koroner dan diabetes dengan ditunjukkan hasil p=0,037 (Shepherd, dkk, 2006)
 
 


Daftar Pustaka

Ballantyne, Christie M, dkk. 2001. Influence of Low High-Density Lipoprotein Cholesterol and Elevated Triglyceride on Coronary Heart Disease Events and Response to Simvastatin Therapy in 4S. Circulation AH. ISSN 104:3046-3051.
Malaeny, Cecilia Seplin,  dkk. 2017. Hubungan Lama Riwayat Rokok dan Kadar Koleseterol Total dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik Jantung RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. e-Jurnal Keperawatan. Vol. 5, No. 1:4-6.
Septianggi, Filandita Nur, dkk. 2013. Hubungan Asupan Lemak dan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. Vol. 2, No. 2:13-14.
Shepherd, James, dkk. 2006. Effect of Lowering LDL Cholesterol Substantially Below Currently Recommended Levels in Patients with Coronary Heart Disease and Diabetes. Diabetes Care. Vol. 26, No. 6:1224-1225.
Wilson, Peter W F. 2016. Changing Cholesterol Levels and Coronary Heart Disease Risk. Circulation AH. ISSN 1524-4539:239-240.


0 komentar:

Posting Komentar